Antara Foto

Penambahan petugas haji perempuan sesuai dengan tagline Kementerian Agama tahun ini, yakni Haji Ramah Lansia.

Oleh: Imas Damayanti, Andrian Saputra

Kementerian Agama menambah petugas haji perempuan pada musim haji 1444 H/2023 ini. Dari 4.200 petugas yang menunaikan amanah pelayanan jamaah, sebagian besar merupakan kaum hawa. Direktur Bina Haji Kemenag Arsyad Hidayat mengatakan, penambahan petugas haji perempuan sudah menemukan momentumnya. Sejumlah faktor melatarbelakangi penambahan tersebut.

 

Arsyad menjelaskan, penambahan petugas perempuan difokuskan pada perubahan di tipe pesawat. Pada saat penyelenggaraan haji tahun lalu, pesawat yang digunakan adalah Boeing 747. Kini, penggunaan tipe pesawat haji berubah menjadi tipe Airbus 360. "Artinya, kapasitas (kursi penumpang) berkurang (mengacu pada tipe pesawat yang digunakan. Nah, ketika kapasitas berkurang maka jumlah kloternya jadi bertambah. Itu pertama fokusnya," kata Arsyad saat dihubungi Republika, Jumat (12/5/2023).

 

Kedua, lanjut Arsyad, fokus pemerintah melakukan penambahan petugas haji perempuan berkaitan dengan penambahan kuota 8.000 jamaah haji. Dalam porsi itu, kata dia, petugas haji pun harus disesuaikan dengan kondisi. Berdasarkan catatannya, terdapat 170-an petugas haji untuk satu kloter. Pihak pemerintah pun melakukan penambahan petugas haji perempuan dengan pertimbangan banyaknya jumlah jamaah haji perempuan sebanyak 55 persen.

 

"Kenapa (ada penambahan)? Karena kita tahulah jamaah haji itu 55 persen perempuan, maka untuk petugasnya pun wajar kita berikan peningkatan (penambahan) untuk perempuan," ujar dia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memang meminta agar pihak Ditjen PHU memperbanyak kuota petugas perempuan. "Khususnya pembimbing ibadah. Untuk pembimbing ibadah ini harus lebih banyak pembimbing perempuan daripada pembimbing laki-laki," ujar Menag Yaqut dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

 

Selain petugas haji perempuan, Kemenag juga akan menyiapkan petugas yang khusus melayani lanjut usia (lansia). Pada musim haji tahun 1444 H/2023 ada sekitar 62 ribu orang jamaah lanjut usia yang harus difasilitasi dan dilayani dari aspek ibadah maupun layanan lainnya. Petugas haji tersebut nantinya akan dibekali wawasan khusus dalam menangani jamaah lansia ini. Selain itu, Kemenag sudah mempersiapkan asrama haji menjadi tempat yang ramah bagi jamaah haji berkebutuhan khusus.

 

Menag pun memutuskan dua pertiga dari petugas tambahan adalah petugas wanita. Menurut Edayanti Dasril, Bina Petugas Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, penambahan petugas haji perempuan sesuai dengan tagline Kementerian Agama tahun ini, yakni Haji Ramah Lansia. Dia menjelaskan, keberadaan puluhan ribu jamaah lansia wanita membutuhkan petugas perempuan yang siap untuk melayani mereka. "Kalau di bandara atau di sektor mereka butuh wheelchair kan lebih nyaman dengan petugas perempuan," ujar dia.

Dok Republika

Jumlah petugas haji perempuan di tahun 2022) mungkin sekitar enggak sampai 30 persen. Sedikit sekali.

ALISSA WAHID

Eda, sapaan akrabnya, pun memberi kiat agar petugas perempuan bisa optimal saat bertugas di Tanah Suci. Dia mengimbau mereka untuk meminta izin kepada suami dan anak-anak sebelum berangkat ke Tanah Suci. Menurut Eda, ridha Allah ada pada ridha suami sehingga penting untuk mendapatkan restu mereka. Dalam menjalankan tugas, mereka pun bisa mendapatkan ketenangan. Kedua, keikhlasan dalam menjalankan tugas. Dengan hati yang ikhlas maka petugas bisa menjalankan tugasnya dengan optimal tanpa pandang bulu siapa jamaah yang akan dibantu.

 

Dia mengungkapkan, jamaah Indonesia berasal dari suku dan ras yang beragam. Hanya dengan hati yang ikhlas, ujar Eda, petugas bisa membantu tanpa melihat latar belakang mereka. Keikhlasan ini juga menjadi modal petugas saat bekerja sudah lebih dari delapan jam. Menurut Eda, petugas haji harus memahami bahwa menjadi pelayan tamu Allah itu harus berorientasi kepada jamaah. Dengan demikian, waktu kerja bisa lebih dari 24 jam. "Tetapi, yakinlah balasan itu semua dari Allah lebih dari honor yang kita terima," ujar Eda.

 

Berikutnya, petugas perempuan juga diminta menyiapkan fisik yang prima saat bekerja di Tanah Suci. Eda menyarankan agar petugas mengonsumsi makanan bergizi, air putih dan vitamin yang cukup. Fisik akan menjadi modal bagi petugas agar bisa melayani jamaah dengan baik. Pada saat berada pada siklus menstruasi, petugas tersebut juga bisa menyiasatinya dengan minum vitamin dan air putih. Eda tidak menyarankan untuk mengonsumsi obat pengatur siklus haid. Menurut dia, obat tersebut justru bisa mengganggu hormon bagi wanita.

Edayanti yang pada musim haji ini bertugas di Seksi Pelayanan Kedatangan dan Pemulangan (Yanpul) Daker Makkah menjelaskan, menstruasi tidak mengganggu saat mereka sedang berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Datang bulan pun tak membatalkan wukuf di padang arafah yang merupakan inti dari ibadah haji. "Kalau saya pribadi, konsumsi vitamin dan menjaga wudhu. Itu akan membantu," ujar Eda.

 

Alissa Wahid mendukung kebijakan pemerintah untuk menambahkan jumlah petugas haji perempuan. Menurut dia, urgensi tersebut memang sangat terasa. "Jadi, memang sangat diperlukan penambahan petugas haji perempuan. Karena tahun lalu kan saya bertugas sebagai tim evaluator haji, ya. Nah, itu sangat clear kebutuhannya berdasarkan penemuan saya," kata Alissa saat dihubungi Republika, Kamis (11/5/2023).

 

Setidaknya, ada beberapa poin yang ia temui mengenai kebutuhan jamaah haji terhadap petugas haji perempuan. Pertama, berdasarkan catatannya, jumlah jamaah haji perempuan Indonesia pada tahun lalu sebanyak 55 persen, sedangkan jumlah petugas haji perempuannya kurang dari 30 persen. Artinya, persentase tersebut sangat timpang. "(Jumlah petugas haji perempuan di tahun 2022) mungkin sekitar enggak sampai 30 persen. Sedikit sekali," kata dia.

 

Menurut Alissa, pada masa lalu, pertimbangan kebijakan minimnya petugas haji perempuan dimungkinkan karena asumsi bahwa medan dan pelayanan berhaji yang berat. Petugas haji laki-laki pun menjadi lebih dominan. Poin kedua, dia melanjutkan, sebagian besar dari jamaah haji Indonesia berasal dari desa atau kota kecil. Kebiasaan mereka untuk mengakses informasi tidak dapat disamakan dengan kaum urban yang terbiasa mencari informasi secara mandiri. "Sehingga mereka benar-benar membutuhkan bimbingan," ujar dia.

Untuk pembimbing ibadah ini harus lebih banyak pembimbing perempuan daripada pembimbing laki-laki.

YAQUT CHOLIL QOUMAS

Ketiga, banyaknya lansia. Alissa menyebutkan, banyaknya jamaah haji lansia dari Indonesia memang terasa sekali kebutuhannya ketika jamaah perempuan ingin menanyakan kebutuhan khas perempuan, misalnya permasalahan haid dan lain sebagainya. Mereka ada kesungkanan jika ingin bertanya ke pembimbing haji yang laki-laki.

 

Meski demikian, kata Alissa, banyak pembimbing ibadah haji laki-laki yang sudah dipersiapkan untuk bisa melayani siapa saja. "Banyak juga pemimpin ibadah yang laki-laki itu mereka membuka diri, tapi tetap saja hambatan personal itu ada," ungkap dia.

 

Alissa pun menekankan pentingnya penambahan petugas haji perempuan. Apalagi, haji tahun ini merupakan haji ramah lansia. "Kita bisa bayangkan, apabila banyak lansia maka banyak dibutuhkan juga asistensi. Bisa berupa digandeng, bahkan kadang-kadang digendong. Nah, coba bayangkan jika kurangnya (petugas) perempuan," ujar Alissa.

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro menilai penambahan jumlah petugas haji perempuan untuk membimbing dan melayani jamaah haji perempuan dan melayani jamaah lanjut usia. Hal itu lantaran makin meningkatnya jumlah jamaah haji pada 2023, khususnya jamaah lansia setelah mendapat prioritas untuk berangkat pada penyelenggaraan haji 2023 sebagai dampak tertundanya pelaksanaan penyelenggaraan haji saat musim pandemi Covid-19.

 

"Hemat saya, mendesak bagi pemerintah meningkatkan jumlah petugas haji perempuan yang memang memiliki keterampilan dan kesabaran yang prima untuk melayani jamaah perempuan. Lalu, harus menyiapkan tenaga medis perawatan untuk jamaah lansia. Mereka membutuhkan pendekatan dan perawatan yang membuat mereka nyaman," kata Ismed kepada Republika pada Rabu (10/5/2023).

 

Menurut Ismed, petugas haji laki-laki untuk melayani jamaah laki-laki, petugas haji perempuan untuk melayani jamaah perempuan. Dia menjelaskan, petugas haji yang khusus untuk melayani lansia harus benar-benar memberikan bimbingan, pendampingan, dan pelayanan terhadap para jamaah. Karena itu, dia menekankan agar dalam perekrutan petugas haji, Kemenag beserta organisasi-organisasi Islam dan lembaga yang diminta untuk mendelegasikan orang sebagai petugas haji agar mengutamakan orang-orang yang memiliki kompetensi sekaligus keikhlasan dalam memberikan pelayanan pada jamaah.

top

Momentum Petugas Haji Perempuan